Catatan Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Ketahanan Ekonomi Indonesia
TABLOIDBINTANG.COM - Tahun 2020 memberikan catatan besar yakni limbungnya berbagai sektor ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang meluas. Memasuki 2021, pemerintah menyeimbangkan krisis kesehatan dengan pemulihan ekonomi hingga vaksinasi massal tercapai. Ini terungkap dalam webinar “Pandangan Bank DBS terhadap ekonomi regional dan global pada tahun 2021,” Kamis (3/12/2020). Managing Director and Chief Economist Group Research Bank DBS, Taimur Baig, dan Senior Currency Specialist Bank DBS, Philip Wee, menjadi narasumber.
Ada empat poin penting yang disampaikan kedua narasumber. Pertama, pemulihan ekonomi berlangsung bertahap. Pada 2021, Indonesia mengandalkan konsumsi, restocking perusahaan, dan ekspor netto untuk mendapat manfaat pelonggaran pembatasan, bersamaan distorsi angka inflasi bulanan yang menguntungkan. DBS mempertahankan perkiraan pertumbuhan PDB di minus 2 persen secara tahunan untuk tahun ini dan 4 persen tahun depan.
Kedua, persiapan untuk mendorong manufaktur dan investasi. Memasuki 2021, selain wabah, fokus diarahkan pada perluasan manufaktur dan jejak investasi lewat Undang-undang Omnibus yang baru disahkan. Selain itu, finalisasi perjanjian multilateral Regional Comprehensive Economic Partnership. Ketiga, rupiah stabil di kisaran 14 dan 15 ribu per dolar AS pada 2021 setelah bergejolak tahun ini. Diberitakan sebelumnya, rupiah anjlok 17 persen menjadi 16.625 per dolar AS pada Maret 2020, saat wabah Covid-19 menyerang.
Keempat, kondisi carry trade (aksi ambil untung dari selisih tingkat suku bunga antarnegara) saat ini. Likuiditas global mengalami surplus dengan tingkat margin diskon secara umum rendah walau terdapat ledakan optimisme atas vaksin Covid-19. Dengan pemerintah di berbagai negara kemungkinan tidak akan menghentikan kesepakatan (dan kemungkinan tidak memberi sinyal pengetatan hingga akhir 2021) untuk beberapa waktu, pemburu imbal hasil harus mengarahkan pemodal ke dalam aset rupiah, yang belum banyak tersentuh.